Jumat, 17 Februari 2012

Siklus Pendapatan Penjualan & Penagihan Kas

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan2 tersebut.

Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN
Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :
1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan.
a. mengambil pesanan pelanggan.
b. Persetujuan kredit
c. Memeriksa ketersediaan persediaan.
d. Menjawab permintaan pelanggan.
2. Pengiriman barang.

a. Ambil dan pak pesanan.
b. Kirim pesanan.

3. Penagihan dan piutang usaha.
a. Penagihan.
b. Pemeliharaan data piutang usaha.
c. Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan.
4.Penagihan kas.
PENGENDALIAN : TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR
Didalam siklus pendapatan, SIA yang didesain dengan baik harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan2 berikut ini dicapai :
1.Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar.
2.Semua transaksi yang dicatat valid (benar2 terjadi).
3.Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat.
4.Semua transaksi dicatat dengan akurat.
5.Asetdijaga dari kehilangan ataupun pencurian.
6.Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Ancaman dan pengendalian dalam siklus pendapatan
proses aktivitas :
1. Entri pesanan penjualan
Ancaman :
1. pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat.
2. Penjualan secara kredit ke pelanggan yang memiliki catt. Kredit buruk.
3. Legitimasi pesanan.
4. Habisnya persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga.
Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Pemeriksaan edit entri data.
2. Persetujuan kredit oleh manajer bag. Kredit bukan oleh fungsi penjualan: catt yang akurat ..atas saldo rek. Pelanggan.
3. Ttd diatas dokumen kertas, ttd digital dan sertifikat digital untuk e-biz.
4. Sistem pengendalian persediaan.
2. Pengiriman.
Ancaman:
1. Kesalahan pengiriman: barang dag., jumlah dan alamat yang salah.
2. Pencurian persediaan.
Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Rekonsiliasi pesanan penjulana dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan: pemindai kode garis
2. Pengendalian aplikasi entri data
3. Batasi akses fisik ke persediaan.
3. Penagihan dan piutang usaha
Ancaman:
1. Kegagalan untuk menagih pelanggan
2. Kesalahan dalam penagihan
3. Kesalahan dalam memasukkan data ketika memperbarui piutang usaha
Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan
2. Pengendalian edit entri data
3. Daftar harga
4. Rekonsiliasi buku pembantu piutang usaha dengan buku besar: laporan bulanan ke pelanggan

5. Penagihan kas
Ancaman:
1. Pencurian kas
Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; kesepakatan lockbox; konfirmasikan pengesahan dan penyimpanan semua penerimaan
Rekonsiliasi periodic laporan bank dengan catt seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas


5. Masalah-maslah pengendalian umum

Ancaman:
1. Kehilangan data
2. Kinerja yang buruk
Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Prosedur cadangan dan pemulihan dari bencana; pengendalian akses (secara fisik dan logis)
2. Persiapan dan tinjauan laporan kinerja
SIKLUS PENGELUARAN :
PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS
Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa
Tujuan utama siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.
AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENGELUARAN

3 aktivitas bisnis dalam siklus pengeluaran :

1. Memesan barang, perlengkapan, dan layanan
a. permintaan pembelian
b. membuat pesanan pembelian
c. meningkatkan efisiensi dan efektivitas
2. menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan layanan
a. meningkatkan efisiensi dan efektivitas
3. Membayar barang, perlengkapan dan layanan
a. Menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk dibayar

Ancaman dan pengendalian dalam siklus pengeluaran
proses aktivitas:
1. Pesan barang

Ancaman:
1. mencegah kehabisan atau kelebihan persediaan
2.Meminta barang yang tidak dibutuhkan
3. Membeli dgn harga yang dinaikkan
4. Membeli barang berkualitas rendah
5. Membeli dari pemasok yang tidak diotorisasi
6. Komisi (kickback)


Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Sistem pengendalian persediaan; Catt persediaan perpetual; teknologi kode garis; penghitungan persediaan secara periodik.
2. Catt persediaan perpetual yang akurat; persetujuan permintaan pembelian
3. Meminta penawaran kompetitif; gunakan pemasok yang disetujui; persetujuan pesanan pembelian; pengendalian anggaran.
4. Gunakan vendor yang disetujui; awasi kinerja vendor; pengendalian anggaran
5. Persetujuan pesanan pembelian; batasi akses ke file utama pemasok
6. Kebijakan; mintalah bag. Pembelian untuk mengungkapkan kepentingan financial dengan pemasok; audit vendor


2. Terima dan simpan barang

Ancaman:
1. Menerima barang yang tidak dipesan
2. Membuat kesalahan dalam penghitungan
3. Mencuri persediaan


Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Minta bagian penerimaan untuk memverifikasi keberadaan pesanan pembelian yang valid
2. Dokumentasikan kinerja pegawai; insentif untuk penghitungan yang akurat
3. Pengendalian akses fisik; penghitungan periodic persediaan dan rekonsiliasi
4. perhitungan fisik dengan catt; dokumentasikan semua kiriman persediaan

3. Setujui dan bayar faktur dari vendor

Ancaman:
1. Gagal menagkap kesalahan dalam faktur dari vendor
2. Membayar barang yang tidak diterima
3. Gagal memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia
4. Membayar faktur yang sama 2x
5. Kesalahan mencatat dan memasukkan data dalam utang usaha
6. menyalahgunakan kas, cek.


Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:

1. Periksa kembali akurasi faktur; training bagi pegawai bag. Utang usaha
2. Hanya membayar faktur yang didukung oleh laporan penerimaan asli
3. Penyimpanan file yang tepat; anggaran arus kas
4. Hanya membayar faktur yang didukung oleh bundle voucher asli
5. Pengendalian edit berbagai entri data dan pemrosesan
6. Batasi akses ke cek kosong, mesin penandatangan cek; pemisahan tugas antara bagian utang usaha dengan kasir; rekonsiliasi rek bank oleh orang yang independent dari proses pengeluaran kas; alat perlindungan cek termasuk positive pay.

4. Pengendalian umum

Ancaman:
1. Kehilangan data
2. Kinerja kurang baik

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:

1. Buat cadangan dan rencana pemulihan dari bencana; pengendalian akses fisik dan logis

2. Pembuatan dan peninjauan ulang secara periodic; laporan kinerja yang memadai

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan dan Model Data


SIA didesain untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data kegiatan bisnis agar manajemen mendapatkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Data Operasional


Data operasional dibutuhkan untuk mengawasi kinerja dan untuk melakukan tugas-tugas rutin berikut ini :


• Merespons pertanyaan pelanggan mengenai saldo akun dan status pesanan
• Memutuskan apakah kredit pelanggan tertentu dapat ditambah atau tidak
• Menentukan ketersediaan persediaan
• Memilih metode untuk mengirim barang



Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Informasi Sekarang dan Masa Lalu

Informasi yang lampau dan yang saat ini diperlukan agar menajemen dapat membuat keputusan strategis berikut ini :


• Menentukan harga produk dan jasa
• Menetapkan kebijakan mengenai retur penjualan dan garansi
• Memutuskan jangka waktu kredit yang ditawarkan
• Menentukan kebutuhan pinjaman jangka pendek
• Merencanakan kampanye pemasaran yang baru


Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Penilaian Kinerja

SIA juga harus menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja proses yang penting berikut ini :


• Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan
• Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan
• Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang
• Tingkat dan tren kepuasan pelanggan
• Analisis pangsa pasar dan tren penjualan
• Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan
• Volume penjualan dalam dolar dan jumlah pelanggan
• Keefektifan iklan dan promosi
• Kinerja staf penjualan
• Pengeluaran piutang ragu-ragu dan kebijakan kredit



Sumber : http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=4&ved=0CDAQFjAD&url=http%3A%2F%2Fdisk.jsmart.web.id%2Fonita_carachi%40jsmart.web.id%2FSIKLUS%2520PENDAPATAn%2520Penjualan%2520dan%2520penagihan%2520kas.doc&rct=j&q=aktifitas%20bisnis%20siklus%20pendapatan&ei=w1zrTPitO8L98Aa649nLAQ&usg=AFQjCNEYJ91eanKqsjot0k8EoqpqAksuPA&cad=rja
Read more >>

Kamis, 16 Februari 2012

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

Di dunia saat ini, makin banyak perusahaan yang bergantung pada teknologi informasi (TI) untuk memproses informasi bisnisnya secara elektronis. Organisasi menggunakan TI untuk menjalankan bisnisnya, produksinya, dan melaksanakan pelayanannya. Perusahaan tidak dapat lagi membangun penghalang di sekeliling sistem informasinya serta mengunci semua orang di luar. Sebaliknya, mereka harus berbagi informasi dan menggunakan TI untuk menghubungkan sistem informasinya dengan pihak-pihak yang sering berinteraksi dengan mereka, yaitu: pelanggan, vendor, pegawai, mitra bisnis, pemegang saham, dan lembaga pemerintah. Peningkatan hubungan ini membuat sistem informasi lebih rentan terhadap masalah.
Mencapai keamanan dan pengendalian yang memadai atas sumber daya informasi organisasi, harus menjadi prioritas pihak manajemen puncak. Oleh karena sistem informasi berkembang, begitu pula dengan sistem pengendalian internal. Ketika bisnis bergeser dari sistem manual ke sistem komputer utama, pengendalian baru harus dikembangkan untuk menurunkan atau mengendalikan risiko yang dibawa oleh sistem informasi berdasarkan komputer yang baru ini. Oleh karena adanya pergeseran ke lingkungan e-commerce berdasarkan Internet, pengendalian baru perlu dikembangkan untuk mengendalikan munculnya risiko-risiko baru.
Untungnya, perkembangan dalam sistem informasi dan dalam TI juga memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan pengendalian internalnya.
Apa yang Terdapat dalam Sistem Andal?
Ada 4 prinsip secara umum untuk menetapkan apakah suatu sistem andal atau tidak, yaitu:
1. Ketersediaan (availability). Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan dan digunakan dengan mencantumkannya pada pernyataan atau perjanjian tingkat pelayanan.
2. Keamanan (security). Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis yang tidak memiliki otorisasi. Hal ini akan membantu mencegah: a) penggunaan yang tidak sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan informasi dan software, serta, b) pencurian sumber daya sistem.
3. Dapat dipelihara (maintainability). Sistem dapat diubah apabila diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas sistem. Hanya perubahan dokumen yang memiliki otorisasi dan teruji sajalah yang termasuk dalam sistem dan data terkait. Bagi seluruh perubahan yang telah direncanakan dan dilaksanakan, harus tersedia sumber daya yang mengelola, menjadwalkan, mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan perubahan ke pihak manajemen dan para pemakai yang memiliki otorisasi.
4. Integritas (integrity). Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat waktu dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja.
Bagi setiap prinsip keandalan di atas, tiga kriteria berikut ini dikembangkan untuk mengevaluasi pencapaian prinsip-prinsip tersebut, yaitu:
1. Entitas memiliki tujuan kinerja (performance objective), kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan, dan telah memenuhi tiap prinsip keandalan. Tujuan Kinerja didefinisikan sebagai tujuan umum yang ingin dicapai entitas. Kebijakan adalah peraturan-peraturan yang memberikan arah formal untuk mencapai tujuan, dan mendorong kinerja. Standar merupakan prosedur yang dibutuhkan dalam implementasi, agar sesuai dengan kebijakan.
2. Entitas menggunakan prosedur, sumber daya manusia, software, data dan infrastruktur untuk mencapai setiap prinsip keandalan, dengan berdasarkan pada kebijakan dan standar yang telah ditetapkan.
3. Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai kesesuaian dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip keandalan.

Pengendalian yang Berhubungan dengan Beberapa Prinsip Keandalan
Pengendalian berikut ini sesuai untuk beberapa prinsip keandalan, yaitu: perencanaan strategis dan penganggaran, mengembangkan rencana keandalan sistem, dan melaksanakan dokumentasi.
Tabel Ringkasan Pengendalian Umum Utama Keandalan
Kategori Pengendalian

Ancaman/Risiko

Pengendalian
Perencanaan strategis dan penganggaran

Sistem Informasi mendukung strategi bisnis, kurangnya penggunaan sumber daya, kebutuhan informasi tidak dipenuhi atau tidak dapat ditanggung

Rencana strategis berlapis yang secara periodik dievaluasi, tim penelitian dan pengembangan untuk menilai dampak teknologi baru atas jalannya bisnis, anggaran untuk mendukung rencana strategis.
Mengembangkan rencana keandalan sistem

Ketidakmampuan untuk memastikan keandalan sistem

Memberikan tanggung jawab perencanaan ke pihak manajemen puncak; secara terus-menerus meninjau dan memperbarui rencana; mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan menguji kebutuhan, tujuan, kebijakan, dan standar keandalan pemakai; mengidentifikasi dan meninjau seluruh persyaratan hukum yang baru maupun yang telah diubah; mencatat permintaan pemakai atas perubahan; mendokumentasikan, menganalisis, dan melaporkan masalah dalam hal keandalan sistem; menetapkan tanggung jawab kepemilikan, penyimpanan, akses, dan pemeliharaan atas sumber daya informasi; mengembangkan program kesadaran atas keamanan serta mengkomunikasikannya pada seluruh pegawai; meminta pegawai baru untuk menandatangani perjanjian keamanan; melaksanakan penilaian risiko atas seluruh perubahan dalam lingkungan sistem.
Dokumentasi

Desain, operasi, tinjauan, audit, dan perubahan sistem yang tidak efektif

Dokumentasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori dasar, yaitu: (1) Dokumentasi administratif (standar dan prosedur untuk memproses, menganalisis, mendesain, memprogram, menangani file dan menyimpan data), (2) dokumentasi sistem (input aplikasi, tahap pemrosesan, output, kesalahan penanganan), (3) dokumentasi operasional (konfigurasi perlengkapan, program, file, susunan dan pelaksanaan prosedur, tindakan korektif).


Referensi => Accounting Informastion Systems : ~ Marshall B. Romney
~ Paul John Steinbart
Read more >>

Selasa, 14 Februari 2012

Pengantar E-Business

E-business dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet.
E-bisnis memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.

Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak hanya menyangkut e-dagang (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam hal ini, e-dagang lebih merupakan sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran). Sebagai bagian dari e-bisnis, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet.
E-bisnis memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.


A) Model-model E-business

Terdapat dua model E-business, yaitu :

1. B2C (Business to Consumers)

Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara individu dan organisasi. Business to consumers atau business to costumer menggambarkan kegiatan bisnis melayani konsumen dengan produk atau jasa. Misalkan orang membeli sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi yang mengarah ke sepatu agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll serta penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke pengecer akan dianggap transaksi B2C.
Karakteristik B2C :

- Antara organisasi dengan perorangan.
- Nilai uang yang dilibatkan lebih kecil.
- Transaksi tidak sering terjadi.
- Relatif sederhana.

2. B2B (Business to Business)

Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara organisasi dengan organisasi (antar organisasi). menggambarkan transaksi perdagangan antara perusahaan, seperti antara manfaktur dan grosir, atau antara grosir dan pengecer. Volume transaksi B2B jauh lebih tinggi dibandingkan volume transaksi B2C. Alasan utamanya karena dalam rantai pasokan (Supply chain) ada banyak transaksi B2B yang mencakup bahan baku dan penjualan produk jadi ke konsumen. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir adalah saat kendaraan jadi yang dijual kepada konsumen yang merupakan transaksi (B2C) tunggal.

Karakteristik B2B :

- Antar organisasi.
- Nilai uang yang dilibatkan lebih besar.
- Hubungan yang kuat dan berkelanjutan.
- Pemberian kredit oleh penjual ke pelanggan.
- Lebih kompleks.

3. B2G (Business to Government)

Interaksi terjadi antara organisasi dengan pemerintah. B2G memiliki karakteristik yang sama dengan B2B sehingga B2G dapat dikelompokkan kedalam B2B. B2G adalah turunan dari B2B yang sering disebut sebagai public sector marketing atau pemasaran sektor publik yang mencakup pemasaran produk dan jasa untuk berbagai tingkat pemerintahan, negara bagian dan lokal melalui integrated marketing communication atau komunikasi pemasaran terpadu seperti strategic public relation, advertising, dan komunikasi berbasis web.

4. B2E (Business to Education)

Interaksi yang terjadi antara organisasi dengan pendidikan. Sama halnya dengan B2G, B2E juga memiliki karakteristik yang sama dengan B2B.


B) Pengaruh-pengaruh E-Business atas proses Bisnis :

– Meningkatkan tingkat akurasi.
– Mengurangi biaya.


C) Faktor-faktor keberhasilan E-Business :

• Terdapat dua faktor penting dalam menetapkan keberhasilan langkah-langkah untuk masuk dalam e-business.

• Faktor pertama adalah tingkat kesesuaian dan dukungan aktivitas e-business atas strategi keseluruhan perusahaan.

• Faktor kedua adalah kemampuan untuk menjamin bahwa proses e-business memenuhi tiga karakteristik kunci yang dibutuhkan dalam transaksi bisnis apapun, yaitu :


- Validitas, Integritas, dan Privasi


INFRASTRUKTUR untuk E-BUSINESS

Kemajuan teknologi komunikasi dan jaringan, terutama internet, menyediakan inrastruktur yang dibutuhkan untuk e-business. Bagian ini memberikan pengantar atas gambaran umum konsep jaringan dan mendiskusikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan metode-metode alternatif yang dapat dipergunakan organisasi dalam mengimplementasikan e-business.

Jenis-jenis Jaringan

Jaringan telekomunikasi dibanyak perusahaan dipergunakan untuk melakukan e-commers dan mengelola operasi internal yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

1. Local Area Network (LAN).
2. Wide Area Network (WAN).
3. Value-added Network dan.
4. Internet.

Software Komunikasi

Software komunikasi mengelola aliran data melalui suatu jaringan. Software komunikasi didesain untuk bekerja dengan berbagai jenis peraturan dan prosedur untuk pertukaran data.
Software ini melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Pengendalian akses.

Software ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan antar-berbagai peralatan; secara otomatis memutar dan menjawab telepon; membatasi akses hanya pada para pemakai yang berwenang; serta membuat parameter seperti: kecepatan, mode, dan arah pengiriman.

2. Pengelolaan jaringan

Pada software ini berfungsi untuk mengumpulkan data untuk memeriksa kesiapan peralatan jaringan untuk mengirim atau menerima data; membuat aturan antri untuk masukan dan keluaran; menetapkan prioritas dalam sistem,mengirimkan pesan; dan mencatat aktivita, penggunaan, dan kesalahan dalam jaringan.

3. Pengiriman data dan file

Software ini berfungsi untuk mengontrol pengiriman data, file dan pesan-pesan diantara berbagai peralatan.

4. Pendeteksi dan pengendalian atas kesalahan

Software ini berfungsi untuk memastikan bahwa data yang dikirim benar-benar merupakan data yang diterima.

5. Keamanan data

Software ini berfungsi untuk melindungi data selama pengiriman dari akses pihak yang tidak berwenang.



PILIHAN KONFIGURASI JARINGAN


Konfigurasi LAN

Konfigurasi LAN mempunyai tiga ciri dasar, yaitu: konfigurasi bintang, konfigurasi cincin, dan konfigurasi.

1. Konfigurasi Bintang

Dalam konfigurasi bintang, setiap peralatan secara langsungb terhubung dengan server pusat. Seluruh komunikasi antara peralatan dikendalikan dan dikirim melalui serverv pusat. Biasanya, server akan mengumpulkan data setiap peralatan untuk melihat apakah peralatantersebut ingin mengirim pesan. Konfigurasi bintang adalah cara termahal untuk membangun LAN karena membutuhkan banyak sekali kabel untuk menghubungkannya. Akan tetapi, keunggulan utamanya adalah apabila salah satu titik sedang gagal (down), kinerja jaringan yang lain atau jaringan selebihnya tidak terganggu.

2. Konfigurasi Cincin

Pada konfigurasi cincin, setiap titik secara langsung terhubung dengan dua titik lainnya. Ketika sebuah pesan melalui cincin tersebut, setiap titik akan memeriksa judul paket untuk menetapkan apakah data tersebut ditujukan bagi titik berkaitatau tidak. LAN yang dikonfigurasikan cincin mempergunakan software yang disebut dengan token. Token ini berfungsi sebagai untuk mengendalikan aliran data dan untuk mencegah tabrakan. Token secara terus-menerus beroperasi disepanjang cincin. Jadi, titik-titik lainnya harus menunggu hingga pesan yang dikirim sampai pada tujuannya dan token tersebut bebas kembali, sebelum mereka dapat mengirim data. Apabila hubungan dalam cincin rusak, jaringan tersebut dapat berfungsi, walaupun lebih pelan, dengan cara mengirimkan seluruh pesan ke arah yang berbeda.

3. Konfigurasi BUS

Didalam konfigurasi BUS, setiap peralatan dihubungkan dengan saluran utama, atau yang disebut BUS. Pengendali komunikasi didesentralisasi melalui jaringan BUS. Konfigurasi BUS mudah untuk diperluas dan lebih murah untuk dibuat daripada konfigurasi bintang. Akan tatapi, kinerjanya akan menurun apabila jumlah titik yang dihubungkan meningkat.
Read more >>

Senin, 13 Februari 2012

Siklus produk

Siklus hidup produk
Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.
Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan memiliki kredibilitas yang tinggi.
Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah. Perubahan citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan menghindari penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh tidak saja ditentukan dari jenis produk tapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll.
Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.
Macam-macam siklus hidup dan produknya
Beberapa produk dirancang dengan siklus tertentu.

* Barang-barang mode (fashion) mungkin memiliki siklus selama lima bulan, tetapi mobil (dengan sedikit modifikasi) memiliki siklus sepuluh tahun. Dalam kasus kendaraan bermotor, penggantian model akan dirancang untuk mengganti model lama ketika penjualan menurun pada tingkat yang tidak diharapkan.
* Produk minuman seperti Guinness dan Coca-Cola memiliki siklus hidup yang tak terbatas.

Kejenuhan siklus hidup produk

* Kejenuhan eksternal: konsumen jenuh dan konsumen bosan karena produknya itu-itu saja.
* Kejenuhan internal: pegawai mulai dari top level hingga pegawai jenuh dan tidak memiliki kemauan/ kemampuan untuk berinovasi.
Read more >>

Minggu, 12 Februari 2012

SIKLUS BUKU BESAR DAN PELAPORAN

Sistem pemprosesan transaksi dalam perusahaan dapat dilakukan secara manual maupun komputerisasi.Dua system pemprosesan tersebut akan mempengaruhi input,proses,output,menejemen data dan pengendaliannya.


1. Sistem pemprosesan transaksi secara manual
Transaksi secara manual dimulai dari dokumen sumber transaksi akan dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal umum sesuai dengan tipe transosesmpraksinya.
2. Sistem pemprosesan transaksi berkomputerisasi
Sistem pemprosesan transaksi terkomputerisasi pada dasarnya memiliki proses yang sama dengan system pemprosesan transaksi secara manual.
Beberapa keuntungan pemprosesan transaksi terkomputerisasi dibandingkan dengan pemprosesan transaksi secara manual antara lain :
a. Data transaksi dapat dimasukan melalui alat elektronik dan disimpan dalam media megnetik dari pada disimpan dalam dokumen hardcopy.
b. Data transaksi dapat diverifikasi dengan program edit checks tanpa harus melibatakan tenaga manusia untuk mendeteksi adanya kesalahan.
c. Penambahan data dapat dilakukan dengan mudah dan transaksi dapat didentifikasi dengan cepat.
d. Transaksi dapat diposting dengan cepat kedalam buku besar.
e. Pemprosesan transaksi dan pembuatan neraca saldo dapat dilakukan dengan cepat.
f. Laporan keuangan dan laporan lainnya dapat dibuat kapan saja tanpa harus menunggu sampai akhir periode.
g. Dapat menampilkan jurnal dan buku besar sebagai gambaran dari transaksi yang terjadi.
h. Laporan dapat disiapkan dengan cepat dan mudah yang telah disimpan dalam computer.
i. Dapat dibuat dengan cepat laporan dan analisis untuk manajer dari data yang telah disiapkan dalam computer.
SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)


Kelemahan system pemprosesan transaksi terkomputerisasi yany masih tradisional adalah tidak terintegrasinya program-program aplikasi yang digunakan dalam system tersebut.

Sehingga informasi keuangan dan non keuangan yang dihasilkan untuk perencanaan dan pengendaliaan operasi kurang bermanfaat.Untuk mengatasinya sebaiknya menggunakan system ERP.
SISTEM WEB-BASED
Word widw web merupakan jaringan komunikasi informasi.Bagi perusahaan system ini sangat dibutuhkan untuk dapat nenggunakannya harus tersedia program aplikasi.
Imput utama dari siklus buku besar dan laporan keuangan berasal dari output semua siklus lainnya.

TUJUAN SISTEM GENERAL LEDGER
Sistem general ledger menggambarkan pemprosesan keuangan.Tujuan dari system general ledger diantaranya :
a. Untuk mencatat transaksi akuntansi dengan tepat dan akurat.
b. Untuk memposting pada rekening yang tepat.
c. Untuk menjaga keseimbangan jumlah dalam sisi debit dan kredit.
d. Mengakomodasi kebutuhan pembuatan jurnal penyesuaian.
e. Untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat.

BAGAN REKENING (CHART OF ACCOUNT)
Bagan rekening adalah rekening dalam perusahaan yang meliputi aset,ekuitas,pendapatan dan biaya-biaya.Komposisi kode rekening yang ada dalam chart of accout didesain sesuai dengan kebutuhan informasi internal dan eksternal perusahaan.

KLASIFIKASI DALAM CHART OF ACCOUNT

Klasifikasi rekening harus dapat mereflasi aktivitas perusahaan.

Perusahaan manufaktur membutuhkan manufaktur membutuhkan rekening persediaan dalam tiga buah rekening(persediaan bahan baku,barang dalam proses dan barang jadi).Perusahaan jasa lebih menfokuskan desain rekeningnya pada transaksi jasa.

PENGKODEAN DAFTAR REKENING.

Tipe pengkodean chart of account ada 2 diantaranya:

1) Block account codes.

Dalam desain dengan menggunakan block codes rekening secara berurutan di kategorikan ke dalam klasifikasi rekening dengan membentuk blok,misalnya aktifa lancer.Keuntungannya yaitu jika ada rekening baru dapat disisipkan tanpa harus mengubah kode rekening yang sudah ada.

2) Group Account Codes.

Dalam desain ini memiliki arti tertentu,misalnya kode rekening 112 dapat di artikan digit pertama mempresentasikan kategori mayor rekening(aktiva lancar),Digit ke 2 merepresentasikan klasifikasi intermediate(kas),Dan digit ke 3 merepresentasikan klasifikasi minor rekening (kas di tangan).

SUMBER DATA DAN INPUT.

Transaksi-transaksi yang akan di posting ke general ledger dapat di klasifikasikan ke dalam 6 tipe yaitu:
1) Transaksi eksternal yang bersifat rutin.
2) Transaksi inernal yang bersifat rutin.
3) Transaksi non-rutin
4) Jurnal penyesuaian(adjusting enteries).

Transaksi ini terjadi pada akhir periode akuntansi.Empat tipe adjusting enteries yaitu:

1) Akrual.
2) Defferal.
3) Revaluasi.
4) Koreksi.
5) Jurnal pembalik.
6) Jurnal penutup.

PENROSESAN DATA.

Pemrosesan data dalam system ledger di bagi menjadi dua yakni:

a) Pemrosesan data transaksi harian.

Transaksi yang bersifat harian seperti transaksi penjualan,penerimaan kas,pembelian dan transaksi pengeluaran kas.

b) Pemrosesan akhir periode.

Pada akhir periode ada dua jurnal penyesuaian yang perlu dibuat yaitu jurnal penyesuain yang bersifat rutin dan jurnal penyesuaian yang bersifat tidak rutin.



INFORMASI

Hasil output dari system pemprosesan ledger dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Analisis general ledger.
Digunakan untuk alat pengendalian perusahaan.Ada dua analisis general ledger yaitu general journal listing dan general ledger change report.
2. Laporan keuangan
Laporan keuangan utama yang dibuat oleh perusahaan ada tiga yaitu neraca,laporan,laba rugi dan arus kas.Ketiga laporan dibuat pemakai laporan dari pihak luar perusahaan yang meliputi pemegang saham,kreditur,pemerintah dan analisis keuangan.
3. Laporan manajerial
Data laporan manajerial berasal dari data yang juga digunakan untuk membuat laporan keuangan.

MANAJEMEN DATA

1. Pendekatan file-oriented
File-file disusun untuk kebutuhan spesifik kelompok pemakai tertentu.Berikut ini merupakan representasi pemakai file dalam general ledgerdan siklus laporan keuangan yaitu :
2. General Ledger Master File
File ini merupakan jantung dari database akuntansi.Masing-masing catatan menunjukkan keadaan sebuah akun general ledger.
3. Current Journal Voucher File
File ini berisi detail signifikan yang berkaitan dengan masing-masing transaksi yang telah dipos pada general ledger selama periode berjalan.
4.General Ledger Historiy File
Yang berisi data aktual akun general ledger masing-masing bulan untuk beberapa tahun yang lalu.
5. Responsibility Center Master File
Yang berisi pendapatan dan biaya-biaya aktual dari berbagai devisi.
6. Budget Master File
Berisi jumlah anggaran aset,hutang,pendapatan dan alokasi biaya pada bermacam-macam pusat pertanggungjawaban perusahaan.
7. Financial Report Format File
Berisi informasi yang penting untuk memperoleh format yang beragam.

PENGENDALIAN UMUM

1. Pengendalian Organisasional
2. Pengendalian Dokumentasi
3. Pengendalian Akuntabilitas Aset
4. Pengendalian Praktik Manajemen
5. Pengendalian Operasi Pusat Data
6. Pengendalian Otorisasi
Read more >>

Sabtu, 11 Februari 2012

STRATEGI PENGEMBANGAN SIA

Cara-cara untuk dapat mendapatkan sistem informasi yang baru yaitu :

1. Membeli Software

* Software massal (Canned software) dibuat oleh perusahaan pengembang software dan dijual di pasar terbuka untuk berbagai lapisan pemakai yang memiliki persyaratan yang hamper sama. Beberapa perusahaan menggabungkan software dan hardware, serta menjual keduanya sebagai satu paket atau sering disebut sistem terima jadi (turnkey systems). Contoh : restoran umum, tempat penyewaan video, dll

* Penyedia jasa aplikasi (application service providers – ASPs) menyediakan Web-based software pada computer mereka dan mengirim software ke klien melalui internet. Dalam hal ini perusahaan tidak harus membeli, memasang dan mempertahankan software missal. Melainkan, perusahaan “menyewa” software yang mereka butuhkan dari ASP.

* Pembelian Software dan SDLC

Perusahaan yang membeli, bukan mengembangkan software SIA, masih harus mengikuti proses SDLC sebagai berikut :
a. Analisis sistem
b. Desain konseptual sistem
c. Desain fisik
d. Implementasi dan perubahan
e. Operasi dan pemeliharaan

* Memilih Vendor

* Mendapatkan Hardware dan Software

Perusahaan yang membutuhkan software dan hardware dalam jumlah besar akan mengirimkan permintaan proposal (Request for proposal-RFP) yang mengundang para vendor untuk mengusulkan sebuah sistem pada tanggal yang telah ditentukan.

* Mengevaluasi Proposal dan memilih sistem

Salah satu cara untuk membandingkan kinerja sistem adalah menggunakan benchmark problem, pekerjaan pemrosesan data dengan kegiatan input, pemrosesan, dan output umum yang akan dip roses oleh SIA baru. Waktu pemrosesan akan dihitung dan dibandingkan, dan SIA dengan waktu terendah akan dinilai paling efisien. Pendekatan lainnya adalah dengan penilaian poin, setiap criteria evaluasi akan diberikan bobot berdasarkan pada tingkat kepentingan relatifnya.

2. Mengembangkan software sendiri
3. Mengontrak perusahaan luar (melakukan outsourcing) untuk mengembangkan dan mengoperasikan sistem tersebut

Cara untuk mempercepat atau meningkatkan proses pengembangan :

1. Rekayasa teknis proses bisnis

Banyak para pakar manajemen sekarang mendukung perubahan radikal, atau apa yang mereka sebut sebagai rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering-BPR). BPR adalah analisis menyeluruh dan pendesainan ulang yang lengkap atas proses bisnis dan sistem informasi untuk mencapai peningkatan kinerja yang dramatis. BPR adalah proses revolusioner yang menantang struktur organisasi, peraturan, asumsi, aliran kerja, deskripsi kerja, prosedur manajemen, pengendalian, dan nilai serta budaya organisasi.

2. Menggunakan prototype

Pembuatan prototype adalah pendekatan ke desain sistem yang mengembangkan model kerja yang disederhanakan dari sistem.
Langkah dalam mengembangkan prototype :
a. Mengidentifikasi persyaratan sistem melalui pertemuan dengan para pemakai untuk menyepakati ukuran dan lingkup sistem, dan untuk memutuskan sistem apa yang harus dimasukkan atau dikeluarkan
b. Mengembangkan prototype awal yang memenuhi persyaratan yang telah disetujui
c. Proses berulang dengan para pemakai mengindentifikasi perubahan, pengembang membuat perubahan, dan sistem tersebut sekali lagi dikembalikan pada para pemakai untuk dievaluasi dan dicoba
d. Menggunakan sistem yang disetujui oleh para pemakai.
Keuntungan dan kelemahan pembuatan Prototipe
Keuntungan

Kelemahan
Biasanya menghasilkan pemahaman yang lebih baik atas kebutuhan pemakai daripada pendekatan lainnya

Membutuhkan banyak waktu pemakai
Keterlibatan pemakai dan kepuasan pemakai yang lebih besar serta lebih sedikitnya resiko sistem tersebut tidak akan digunakan

Jalan pintas yang digunakan untuk mengembangkan prototype dapat mengakibatkan sistem yang tidak efisien
Sistem dapat dikembangkan dengan jauh lebih cepat

Dapat tidak mengarah pada analisis kebutuhan yang menyeluruh dan komprehensif
Kesalahan cenderung dapat dideteksi dan ditiadakan

Para pengembang dapat menyimpangkan proses pengujian dan dokumentasi
Para pemakai dapat melihat dan menggunakan sistem tersebut dan punya peluang untuk membuat perubahan

Dapat mengakibatkan sejumlah reaksi keperilakuan yang negative
Lebih murah daripada pendekatan lainnya

Perulangan dan revisi tanpa akhir dapat diajukan karena perubahan begitu mudah untuk dilakukan

3. Alat pembuatan software dengan bantuan computer (Computer aided software engineering_CASE)

PENGEMBANGAN SISTEM OLEH DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI

1. Pengembangan software oleh pemakai terakhir

End User Computing (EUC) adalah pengembangan, penggunaan, dan pengendalian aktif atas sistem informasi berbasis computer oleh para pemakai, dengan kata lain EUC adalah orang yang menggunakan TI untuk memenuhi kebutuhan informasinya sendiri daripada bergantung pada ahli-ahli sistem.
Manfaat dari EUC :
e. Kreasi, Pengendalian, dan Implementasi oleh pemakai
f. Sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai
g. Sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai
h. Ketepatan waktu
i. Membebaskan sumber daya sistem
j. Kefleksibilitasan dan kemudahan penggunaan
Resiko dari EUC :
a. Kesalahan logika dan pengembangan
b. Pengujian aplikasi yang tidak memadai
c. Sistem yang tidak efisien
d. Sistem yang dikendalikan dan didokumentasikan dengan kurang baik
e. Ketidaksesuaian sistem
f. Duplikasi sistem dan data serta pemborosan sumber daya
g. Peningkatan biaya

2. Perkembangan dan penggunaan oleh pemakai akhir yang tepat

Perkembangan pemakai akhir (End-user development_EUD) terjadi ketika para pemakai informasi mengembangkan aplikasi mereka sendiri dengan menggunakan spesialis computer sebagai penasihat.
MELAKUKAN OUTSOURCE UNTUK SISTEM
Adalah mengontrak perusahaan luar untuk menangani semua bagian dari data aktivitas pemrosesan organisasi. Didalam perjanjian outsource mainframe, penyedia layanan membeli semua computer klien dan mempekerjakan semua atau sebagian besar pegawai klien.
Keuntungan dan Kelemahan Outsourcing
Keuntungan

Kelemahan
Merupakan solusi untuk bisnis dan juga sistem informasi

Kontrak outsourcing tidak terlalu fleksibel karena jangka waktunya
Memungkinkan perusahaan menggunakan dengan lebih baik asset dan sumber daya langka miliknya

Perusahaan dapat kehilangan kendali atas sistem dan data mereka
Memberikan akses ke keahlian yang lebih besar dan canggih

Sejalan dengan waktu, perusahaan dapat kehilangan pandangan atas kebutuhan informasinya dan bagaimana sistem tersebut dapat memberi perusahaan keunggulan kompetitif
Dapat menurunkan biaya sistem informasi keseluruhan perusahaan

Merupakan hal yang mahal dan susah untuk membalik keputusan outsourcing dan mengganti hardware, software, dan orang-orangnya
Dapat menghasilkan pengembangan sistem yang lebih cepat dan lebih efisien

Banyak tujuan dan manfaat outsourcing yang tidak pernah terwujud
Membantu meniadakan puncak kepadatan dan kejarangan penggunaan sistem

Layanan yang diberikanoleh beberapa pihak pemberi layanan, kurang baik
Memfasilitasi pengecilan ukuran perusahaan

Latihan Soal :
1. Kapankah saat yang paling tepat untuk membuat prototipe ...
a. Ketika ada sedikit ketidakyakinan terhadap SIA
b. Ketika kebutuhan pemakai jelas
c. Ketika SIA yang terakhir tidak dapat di visualisasi secara jelas karena proses keputusan masih tidak jelas
d. Ketika ada kemungkinan kecil untuk salah
2. Berikut ini manakah yang bukan merupakan keuntungan dari pembuatan prototipe
a. Definisi yang lebih baik dari kebutuhan pemakai

c. Kepuasan dan keterlibatan pemakai yang lebih tinggi
b. Sistem didokumentasikan dan diuji dengan memadai

d. Waktu pengembangan yang lebih cepat


3. Berikut ini manakah yang bukan merupakan keuntungan dari outsourcing ...

1. Adanya fleksibilitas yang tinggi karena relatif mudah untuk mengganti penyedia jasa tersebut
2. Adanya akses ke para ahli dan jasa khusus yang disediakan oleh penyedia jasa
3. Perusahaan dapat bergerak ketingkat komputasi yang lebih canggih dengan biaya yang wajar
4. Biaya yang lebih efektif untuk mengatasi kejadian peningkatan tajam atau penurunan yang selalu ditemui dalam bisnis musiman
Read more >>

Jumat, 10 Februari 2012

Pembuatan Model Data dan Desain Database

a. Proses desain database
Terdapat 6 fase proses desain database:
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan database secara konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi Sistem database.
Gambar fase-fase perancangan database untuk database yang besar :
Phase 1 : requirements Data requirements Processing requirements
collection and analysis
Phase 2 : Conceptual Conceptual & external Transaction design
design Schema design (DBMS-independent) (DBMS-independent)
Phase 3 : Choice of DBMS
Phase 4: Data model Conceptual & external frequencies, Mapping (logical design) schema design performance (DBMS-dependent) constraints
Phase 5 : Physical design Internal schema design (DBMS-dependent)
Phase 6: Implementation DDL-statements Transaction SDL-statements implementation
Keterangan:
Secara khusus proses perancangan berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang pertama melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database, sedangkan aktifitas kedua mengenai perancangan pemrosesan database dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak. Dua aktifitas ini saling menjalin, misalnya : kita dapat mengidentifikasikan data item yang akan disimpan dalam database dengan menganalisa aplikasi-aplikasi database. Dua aktifitas ini juga saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya : fase perancangan database secara fisik, pada saat kita memilih struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses dari file-file database yang tergantung pada aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan file-file tsb.
Di lain pihak, kita biasanya menentukan perancangan aplikasi-aplikasi database dengan mengarah kepada konstruksi skema database yang telah ditentukan selama aktifitas yang pertama.
6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal, rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir(feedback loop antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama prosesperancangan.
Fase 1 merupakan kumpulan informasi yang berhubungan dengan penggunaan database.Fase 6 merupakan implementasi databasenya. Fase 1 dan 6 kadang-kadang bukan merupakan bagian dari perancangan database, tetapi merupakan bagian dari siklus kehidupan sistem informasi secara umum. Inti dari proses perancangan database adalah fase 2,4,5
· Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan datadan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, pertamatamaharus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksidengan sistem database, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi-aplikasi
inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
1. Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
Menentukan aplikasi utama dan kelompok user yang akan menggunakan database.Individu utama pada tiap-tiap kelompok pemakai dan bidang aplikasi yang telahdipilih merupakan peserta utama pada langkah-langkah berikutnya daripengumpulan dan spesifikasi data.
2. Peninjauan dokumentasi yang ada
Dokumen yang ada yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi dipelajari dan
dianalisa. Dokumen-dokumen lainnya (seperti : kebijaksanaan-kebijaksanaan, form,report, dan bagan organisasi) diuji dan ditinjau kembali untuk menguji apakahdokumen-dokumen tsb berpengaruh terhadap kumpulan data dan proses spesifikasi.
3. Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data
Informasi yang sekarang dan yang akan datang dipelajari. Termasuk juga analisa jenis-jenis transaksi dan frekuensi-frekuensi transaksinya dan juga arus informasi dalam sistem. Input-output data untuk transaksi-transaksi tsb diperinci.
4. Daftar pertanyaan dan wawancara
Tuliskan tanggapan -tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dikumpulkan dari para pemakai database yang berpotensi. Ketua kelompok (individu utama) dapat diwawancarai sehingga input yang banyak dapat diterima dari mereka dengan memperhatikan informasi yang berharga dan mengadakan prioritas.
· Fase 2 : Perancangan database secara konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-leveldata model seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Fase perancangan database secara konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1. Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database schema pada DBMSindependent model data tingkat tinggi seperti EER (enhanced entity relationship) model.
Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan user dan secara langsung membuat skema database atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap user dan kemudian menggabungkan skema-skema tsb. Model data yang digunakan pada perancangan skema konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tsb.
2. Perancangan transaksi :
menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa
pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini.
Kegunaan fase ini yang diproses secara paralel bersama fase perancangan skema
konseptual adalah untuk merancang karakteristik dari transaksi-transaksi database
yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan
digunakan untuk memproses dan memanipulasi database suatu saat dimana
database tsb dilaksanakan.
· Fase 3 : Pemilihan DBMS
Pemilihan database di tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik,
ekonomi, dan politik organisasi.
Contoh faktor teknik :
keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational,network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam
pemilihan DBMS :
1. Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis
hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
2. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS,
maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
3. Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu
memecahkan beberapa masalah sistem.
· Fase 4 : Perancangan database secara logika (pemetaan model data)
Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaannya dapat diproses dalam 2 tingkat :
1. Pemetaan system-independent :
pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan
karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb.
2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada
implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
Hasil dari fase ni memakai perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang dipilih yang menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem database. Tetapi dalam beberapa hal, perintah-perintah DDL memasukkan parameter-parameter rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus menunggu sampai fase perancangan database secara fisik telah lengkap.
Fase ini dapat dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi model data sambil
menunggu DBMS yang spesifik yang akan dipilih. Contoh: jika memutuskan untuk menggunakan beberapa relational DBMS tetapi belum memutuskan suatu relasi yang utama. Rancangan dari skema eksternal untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik seringkali sudah selesai selama proses ini.
· Fase 5 : Perancangan database secara fisik
Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.
Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS).
Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan database secara fisik :
1. Response time :
waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan untuk
menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah di
bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data item yang
ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa factor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2. Space utility :
jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan strukturstruktur jalur akses.
3. Transaction throughput :
rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada
pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file database.
· Fase 6 : Implementasi sistem database
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan SDL(storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang kosong). Sekarang database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya. Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database sekarang harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi. Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksitransaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam database, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase operasional dari sistem database dimulai.
b. Diagram hubungan entitas
Definisi Diagram Hubungan Entitas(Entity Relational Diagram (ERD))
Penyajian data dengan menggunakan Entity dan relationship
1. Entity
Entity adalah objek yang dapat dibedakan dalam dunia nyata, Entity Set adalah kumpulan dari entity yang sejenis
Entity Set dapat berupa :
Objek secara Fisik: Rumah, kendaraan, Peralatan
Objek secara konsep: Pekerjaan, Perusahaan, Rencana
2. Atribut
Karakteristik dari Entity atau relationship, yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut.
Jenis Atribut:
Nilai Atribut :
Data actual atau informasi yang disimpan pada suatu atribut di dalam suatu entity atau relationship
Key
Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu Entity secara unik
Atribut Simple
Atribut yang bernilai tunggal


·Atribut Multivalue
Atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap instant Entity
Contoh Atribut : Atribut Multivalue
Atribut composite
Suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang mempunyai arti tertentu
· Atribut Derivatif
Suatu atribut yang dihasilkan dari atribut yang lain.
1. 3. Relationship
a. Definisi
Hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entity.
b. Relationship Set
Kumpulan Relationship yang sejenis
Derajat dari Relationship
Menjelaskan jumlah Entity yang berpartisipasi dalam suatu Relationship
Unary Degree (Derajat Satu)
Binary Degree (Derajat Dua)
Ternary Degree (Derajat Tiga)
4. Cardinality Ratio Constraint
Definisi :
Menjelaskan batasan Jumlah keterhubungan satu Entity dengan Entity lainnya.
Jenis-jenis Cardinality Ratio:

1. 1:1
2. 1:M/N:1
3. M:N

5. Participation Constraint
Definisi:
Menjelaskan apakah keberadaan suatu Entity bergantung pada hubungannya dengan entity lain
Jenis-Jenis Participation Constraint

1. Total Participation
Keberadaan suatu entity tergantung pada hubungannya dengan entity lain
2. Partial Participation
Keberadaan suatu entity tidak tergantung pada hubungannya dengan Entity lain



6. Weak Entity
Definisi:
Weak Entity: suatu entity dimana keberadaan dari entity tersebut tergantung dari keberadaan entity lain
Entity yang merupakan induknya disebut Identifying Owner dan relationship-nya
Disebut Identifyimg Relationship
Weak Entity Selalu mempunyai Total Participation Constraint dengan Identifying Owner
C. Model data REA
Definisi: Pembuatan model data adalah proses dari mendefinisikan database sehingga setia mewakili semua aspek organisasi, termasuk interaksi dengan lingkungan eksternal.
REA (Sumber Daya, Data, Kegiatan) Model data adalah alat pemodelan konseptual yang berfokus pada nilai semantik bisnis yang mendasari organisasi kegiatan rantai.


• Model data REA memberikan struktur dalam dua cara:
1 Dengan mengidentifikasi entitas apa yang seharusnya dimasukkan dalam database SIA
2 Dengan cara menentukan bagaimana membuat struktur antar entitas dalam database SIA tersebut
• Membangun diagram REA untuk siklus transaksi tertentu terdiri dari empat langkah berikut :
1 Identifikasi pasangan kegiatan pertukaran ekonomi yang mewakili hubungan dualitas dasar memberi untuk menerima, dalam siklus tersebut.
2 Identifikasi sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan pertukaran ekonomi dan para pelaku yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
3 Analisis setiap kegiatan pertukaran ekonomi untuk menetapkan apakah kegiatan tersebut harus dipecah menjadi suatu kombinasi dari satu atau lebih kegiatan komitmen dan kegiatan pertukaran ekonomi. Apabila perlu, ganti kegiatan pertukaran ekonomi aslinya dengan rangkaian kegiatan komitmen dan pertukaran ekonomi yang dihasilkan dari pemecahan kegiatan tadi.
4 Tetapkan kardinalitas setiap hubungan
C. Membangun diagram REA untuk satu siklus transaksi
menggambar diagram REA untuk suatu siklus transaksi, sangatlah berguna
untuk membagi kertas yang digunakan untuk menggambar ke dalam tiga kolom :
• Kolom kiri untuk sumber daya
• Kolom tengah untuk kegiatan
• Kolom kanan untuk pelaku
Langkah 2: Identifikasi Sumber Daya dan
Pelaku
• Ketika kegiatan yang menjadi pusat perhatian telah ditentukan, sumber daya yang
dipengaruhi oleh kegiatan tersebut perlu diidentifikasi
• Kegiatan penjualan dapat diterjemahkan menjadi pemberian persediaan kepada pelanggan
• Kegiatan penerimaan kas dapat diterjemahkan sebagai menerima kas dari
pelanggan
Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi pelaku yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut
• Paling tidak selalu terdapat satu pelaku internal (pegawai) dan di sebagian besar kondisi, seorang pelaku eksternal (pelanggan atau penyedia barang) yang terlibat dalam setiap kegiatan

e. Mengimplementasikan diagram REA dalam database relasional
• Diagram REA ini dapat dipergunakan untuk mendesain database relasional yang terstruktur baik.
• Bahkan, membuat suatu rangkaian tabel berdasarkan diagram REA secara otomatis akan menghasilkan database relasional yang terstruktur baik, tanpa adanya masalah anomali pembaruan (update), penyisipan data (insert), dan penghapusan (delete).
Mengimplementasikan diagram REA ke dalam database relasional melibatkan proses tiga tahap, yaitu :
1. Membuat sebuah tabel untuk setiap entitas berbeda dan untuk setiap hubungan banyak-ke-banyak
2. Memberikan atribut ke tabel yang tepat
3. Menggunakan kunci luar untuk mengimplementasikan hubungan satu-ke-satu dan hubungan satu-ke-banyak
f. Memadukan diagram REA antar siklus
Untuk mendesain SIA yang dapat berfungsi, harus dikembangkan diagram REA untuk siklus tambahan dan kemudian memadukan diagram-diagram tersebut
Periksa kelengkapan dengan menguji apakah diagram tersebut memenuhi dua peraturan berikut ini :
a. Setiap entitas sumber daya harus berhubungan dengan dua kegiatan arus stok salah satunya menambah sumber daya dan yang lainnya menguranginya
b. Setiap kegiatan pertukaran ekonomi yang menambah sumber daya harus berhubungan dengan kegiatan pertukaran ekonomi yang mengurangi sumber daya hal tersebut disebut prinsip dualitas ekonomi
g. Menggunakan diagram REA
·Dokumentasi Praktik Bisnis
Diagram REA secara khusus berguna untuk mendokumentasikan SIA tingkat lanjut yang menggunakan database, karena kardinalitas dalam diagram REAmenyediakan informasi mengenai praktik bisnis organisasi dan pola pertukaran ekonominya,
• Nilai 0 minimum untuk penjualan mengindikasikan bahwa terjadi penjualan secara kredit
• Nilai N maksimum untuk penjualan berarti bahwa pelanggan dapat membayar secara mencicil

::Referensi::Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting
Romney, Marshall B., 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9, Buku 1, Salemba Empat
Jakarta
Read more >>

Kejahatan komputer atau Cybercrime

Kejahatan komputer atau Cybercrime adalah sebuah bentuk kejahatan di mana internet atau komputer yang digunakan sebagai media untuk melakukan kejahatan. Isu seputar jenis kejahatan ini telah menjadi profil tinggi, terutama yang sekitarnya hacking, pelanggaran hak cipta, pornografi anak, dan perawatan anak. Ada juga masalah-masalah privasi ketika informasi rahasia hilang atau disadap, secara sah atau sebaliknya.
Kejahatan komputer mencakup berbagai kegiatan ilegal yang berpotensi. Umumnya, bagaimanapun, itu dapat dibagi menjadi dua jenis kategori:
(1) kejahatan yang menargetkan jaringan komputer atau perangkat secara langsung
(2) kejahatan yang difasilitasi oleh jaringan atau perangkat komputer, target utama yang independen dari jaringan komputer atau perangkat.
Contoh kejahatan yang terutama menargetkan jaringan komputer atau perangkat akan mencakup:

* Malware (kode berbahaya)
* Denial of service serangan
* Virus komputer
* Contoh kejahatan yang hanya menggunakan jaringan komputer atau perangkat akan mencakup:
* Cyber menguntit
* Penipuan dan pencurian identitas
* Phising
* Perang informasi

Sebuah komputer dapat menjadi sumber bukti. Meskipun komputer tidak langsung digunakan untuk tujuan kriminal, itu adalah perangkat yang sangat baik untuk pencatatan, khususnya yang diberikan kekuasaan untuk mengenkripsi data. Jika bukti ini dapat diperoleh dan dekripsi, dapat memberikan nilai tambah untuk para penyelidik kriminal.
Contents.
Kategori :

1. Spam
2. Fraud/Penipuan
3. Obscene or offensive content/Pelecehan
4. Drug trafficking/Perdagangan Obat
5. Cyberterroris

Di penghujung tahun 2009, perusahaan antivirus terbesar symantec corp., merilis informasi terbaru mengenai beberapa ancaman yang termasuk kedalam kategori kejahatan komputer (Computer-Crime) yang terjadi selama tahun 2009. Mungkin informasi ini akan sedikit berguna bagi kita yang terhibur dan terlena didunia maya dengan kehadiran situs social networking (facebook, twitter, dll), namun kita tidak pernah menyadari sebenarnya ada banyak bahaya yang mengancam, atau bahkan mungkin sistem kita sudah menjadi korban. Dengan harapan di tahun baru 2010, Anda sudah siap melakukan antisipasi.
Berikut ini merupakan daftar ancaman yang terjadi di tahun 2009, menurut symantec :

* Spam Pembawa Malware : Antara bulan September dan Oktober 2009 terdapat lebih dari 2% email-spam yang mengandung malware. Ancaman tersebut dianggap berbahaya, karena selama ini spam biasanya tidak terlalu mengganggu. Namun, dengan adanya pengingkatan tersebut, membuat Anda harus semakin waspada terhadap email yang masuk.

* Peningkatan Serangan Melalui Website Jejaring Sosial : Tahun 2009 dapat dibilang sebagai tahunnya website jejaring sosial (social networking). Hampir semua orang yang mengakses dunia maya dipastikan memiliki account di salah satu website jejaring sosial yang ada. Tahun 2009 merupakan tahun di mana serangan terhadap situs jejaring sosial dan pengguna dari situs tersebut menjadi praktek standar para kriminal. Pada paruh kedua 2009, para cyber-crime semakin memanfaatkan website jejaring sosial untuk melancarkan aksinya. Selain jumlah, mereka juga mempercanggih serangan yang mereka kirim.

* Software Keamanan Palsu : Pernahkah Anda menerima pesan seperti ini, “Ditemukan sebuah virus berbahaya pada komputer Anda. Segera download anti virus dari kami. Gratis!”. Maka Anda harus Berhati-hati, Symantec telah mengidentifikasi 250 aplikasi yang secara jelas menipu dengan cara berpura-pura menjadi software keamanan asli. Dari 1 Juli 2008 sampai 30 Juni 2009, Symantec menerima laporan adanya 43 juta percobaan instalasi software keamanan palsu.

* Malware Siap Saji : Mirip dengan makanan siap saji, mudah dibuat, malware siap saji banyak beredar di dunia maya. Hanya dengan bermodalkan sebuah toolkit yang mudah digunakan, seorang hacker paling amatir pun dapat membuat malware dan botnet. Banyak ancaman yang siap digunakan tersebut merupakan hasil dari perpaduan komponen-komponen dari malware lain yang sudah ada. Sebagai contoh, Dozer, yang mengandung komponen dari MyDoom dan Mytob. Tren ini juga telah membuat malware menjadi semakin mudah hilang, dengan ancaman datang dan lenyap hanya dalam waktu 24 jam saja.

* Bot Networks Mengalami Lonjakan : Symantec mengamati kalau mayoritas malware terbaru mengandung perintah bot dan kanal kontrol. Di 2009, kita bahkan melihat desainer botnet mengekspansi kemampuan mereka dengan menggunakan website jejaring sosial sebagai saluran komunikasi.

* Kerjasama Sesama Industri Dalam Mengatasi Ancaman Internet : Salah satu contoh ancaman parah yang ada di dunia maya adalah Conficker. Conficker mulai menyadarkan para vendor keamanan, penegak hukum, dan penyedia layanan Internet untuk segera bersatu. Contoh yang tampak di tahun 2009 antara lain adalah Conficker Working Group (CWG), gerakan “Operation Phish Phry” yang dilancarkan FBI dan Digital Crimes Consortium, yang menggelar pengukuhannya di Oktober.

* Kejadian Terkini Lebih Banyak Dimanfaatkan : Berita meninggalnya Michael Jackson, Flu H1n1, Serena Williams, dan berita “panas” lainnya, banyak digunakan oleh para spammer untuk menarik korbannya agar mereka mau mendownload malware, membeli produk, dan terjebak dalam penipuan.

* Drive-by-Download Semakin Banyak : Penjahat cyber menyerang komputer korbannya dengan cara diam-diam menyusup di sebuah status legal. Popularitas metode ini terus tumbuh. Di tahun 2008, Symantec mengamati sebanyak 18 juta percobaan serangan drive-by download; akan tetapi, dari Agustus sampai Oktober 2009 sendiri, Symantec mencatat terjadi sebanyak 17,4 juta serangan.

* Kembalinya Spam ke Sebelum McColo : Symantec melihat penurunan sebesar 65 persen dari jumlah total pesan spam dalam 24 jam setelah penutupan McColo di akhir 2008 dan 24 jam setelahnya, jumlah spam turun mencapai level 69,8 persen dari seluruh email. Akan tetapi, di 2009, volume keseluruhan spam kembali ke angka rata-rata 87,4 persen dari seluruh email, mencapai maksimum 95 persen dari seluruh pesan di akhir Mei.

* Ancaman Polimorfis Terus Meningkat : Polymorfisme memiliki kemampuan untuk bermutas. Dengan kata lain, banyak korban yang menghadapi ancaman malware yang sedikit berbeda dari malware sebelumnya. Kode pengubahan otomatis yang dibuat di dalam malware tidak mempengaruhi fungsionalitasnya, tetapi membuat teknologi pendeteksian milik antivirus tradisional tidak dapat mengatasinya. Symantec telah mengamati ancaman polimorfis seperti Waladac, Virut, dan Sality, menjadi semakin umum sejalan dengan penjahat dunia maya mencari cara untuk memperluas cara mereka mengelak dari teknologi antivirus konvensional.

* Meningkatnya Pembajakan Reputasi – Geocities merupakan merek yang paling umum yang dibajak oleh spammer sebagai usaha untuk menipu pengguna komputer, tetapi dengan penutupan layanan web hosting tersebut oleh Yahoo pada akhir Oktober lalu, Symantec melihat bahwa terjadi peningkatan pesat dari jumlah layanan web gratis berskala kecil, seperti layanan pemendek URL, yang nama dan reputasinya disalahgunakan oleh spammer. Hal ini dikarenakan oleh kemajuan di teknologi penembus CAPTCHA, yang memudahkan karakter berbahaya membuat akun dan profil ganda yang digunakan untuk spamming. Symantec bahkan telah mengamati bahwa beberapa dari perusahaan layanan web berskala kecil tersebut telah menutup situs mereka sendiri sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan spam.

* Pencurian Data Terus Berlangsung – Menurut Identity Theft Resource Center, sampai 13 Oktober 2009, 403 kasus penerobosan data telah dilaporkan sepanjang tahun dan mengekspos lebih dari 220 juta dokumen. Menurut Ponemon Institute, orang dalam yang tidak bermaksud jahat terus mewakili bagian terbesar dari insiden hilangnya data dengan 88% dari seluruh insiden kehilangan data disebabkan oleh orang dalam seperti karyawan dan partner. Meski demikian, terdapat peningkatan perhatian terhadap kehilangan data berbahaya. Menurut penelitian Ponemon, 59% mantan karyawan mengakui bahwa mereka mengambil data perusahaan saat mereka meninggalkan pekerjaannya. Di saat organisasi semakin meningkatkan fokus untuk menghindari kehilangan data, tampak jelas bahwa banyak hal yang perlu dilakukan untuk mencegah informasi sensitif dibawa ke luar dari perusahaan.
Read more >>

SIKLUS PENGELUARAN PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

1. PENDAHULUAN

Bab ini memfokuskan pada siklus pengeluaran, khususnya transaksi pembelian dan pengeluaran serta pengujian substantif atas hutang usaha. Bab ini dimulai dengan penjelasan tentang sifat serta pentingnya siklus pengeluaran dan tujuan audit yang penting untuk siklus tersebut.
Bab ini kemudian akan membahas :

Penggunaan pengetahuan tentang bisnis dan industri klien untuk membahas materialitas, menilai risiko inheren, melaksanakan prosedur analitis, dan menilai risiko prosedur analitis untuk siklus pengeluaran.

Pemahaman aspek-aspek pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian untuk siklus pengeluaran. Penekanan dalam bagian ini akan ditujukan pada pengendalian manajemen dan pengendalian terprogram.

Perancangan pengujian substantif rincian yang tepat untuk hutang usaha.

2. SIFAT SIKLUS PENGELUARAN

Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Aktivitas uatama dari siklus pengeluaran adalah :

1.Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian.
2.Melakukan pembayaran – transaksi pengeluaran kas
.

Bab ini terutama akan memusatkan perhatian pada kedua transaksi tersebut, pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi pembelian dan pengeluaran kas, serta pengujian atas saldo hutang usaha.


Tujuan Audit

Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.

3. MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT

Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien

Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang:

Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan.

Risiko inheren dalam siklus pengeluaran.

Pengendalian internal kunci di mana auditor berharap dapatmenetukan risiko pengendalian bisnis.

Pemberian jasa bernilai tambah.


Materialitas
Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan. Satu industri dapat memproses transaksi bernilai milyaran dollar selama suatu siklus operasi, sementara yang lainnya mungkin lebih kecil. Pertimbangan lainnya tentang materialitas awal atas hutang usaha dapat menjadi tolok ukur pentingnya rasio cepat (quick ratio) dan rasio lancar (current ratio) bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya salah saji yang akan mempengaruhi rasio ini secara signifikan.

Risiko Inheren

Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi :

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.


6. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA

Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian

Hutang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut. Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.

Perancangan Pengujian Substantif

Ingat kembali bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit atas pengujian substantif yang telah dijelaskan pada bab 11 dan diilustrasikan pada bab 14, ketika membahas piutang usaha, juga dapat digunakan dalam merancang pengujian substantif untuk hutang usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, dkk. 2003, Modern Auditing Edisi Ke-7, Penerbit Erlangga, Jakarta
Read more >>

Kamis, 02 Februari 2012

Akuntansi Joint Venture

Joint Venture adalah kerjasama yang dilakukan oleh beberapa pihak untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu, dan kerjasama tersebut akan berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai
KEANGGOTAAN JOINT VENTURE
Para Anggota (pihak yang menyelenggarakan) Joint Venture sering disebut dengan istilah Venture atau Partner atau Sekutu, Anggota joint venture dapat berupa perseorangan, peresekutuan dan PT., pada umumnya semua partner iktu mengelola jalannya perusahaan. Salah satu di antara para sekutu bertindak sebagai manajer, yang disebut managing partner.
Akuntansi Joint Venture
Pada dasarnya Akuntansi Joint Venture dapat diselenggarakan dengan 2 Metode, yaitu :

1. Metode Akuntansi Terpisah
2. Metode Akuntansi Tidak Terpisah

Ø Metode Akuntansi Terpisah
Rekening-rekening yang diselenggarakan dalam perusahaan Joint Venture adalah :
Aktiva, Utang, Modal untuk masing-masing sekutu dan Pengahsilan serta Biaya.
Pada Metode ini masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasinya sendiri saja, jadi para sekutu hanya akan mencatat apa bila hanknya berubah.
Contoh: Dalam rangka perayaan Hari Raya, 200x A, B dan C sepakat untuk mengadakan joint venture yang bergerak dalam bidang penjualan Pakaian dan Mainan anak-anak. Setoran masing-masing sekutu disepakati :
Tn. A Rp. 10.000.000, Tn. B Rp. 10.000.000 dan Tn. C Rp. 15.000.000
Cara Pembagian Laba disepakati:
a. A sebagai managing partner mendapatkan Bonus 20% Laba
b. Sisa Laba sete;ah dikurang bonus akan dibagi A= 30%; B = 30% dan C = 40%
c. Transaksi yang terjadi selama beroperasinya Joint Venture adalah
1. Tn. A Menyetor Modal berupak Kas Rp. 10.000.000
2. Joint Venture membayar biaya sewa tempat sebesar Rp. 2.500.000
3. Tn. B menyetor Kas sebesar Rp. 10.000.000 sebagai setoran Modal
4. Tn. C menyerahkan barang dagangan sebagai setoran modal. Harga perolehan barang dagangan tersebut Rp. 14.000.000, akan tetapi nilainya disepakati Rp. 15.000.000
5. Joint Venture Membeli tambhan barang dagangan seharga Rp. 9.000.000. Pembelian ini dilakukan oleh Managing Partner
6. Joint Venture membayar berbagai macam biaya usaha sebesar Rp. 3.500.000,-
7. Joint Venture berhasil menjual semua barang dagangan seharga Rp. 35.000.000 secara tunai
8. Laba Rugi Joint Venture dihitung dan dibagikan kepada para Partner
Joint Venture dibubarkan dan semua kas dibagikan kepada para sekutu.
Diminta : Buat Pencatatan Jurnal yang dilakukan oleh Joint Venture maupun oleh masing-masing Partner.
Ø METODE AKUNTANSI TIDAK TERPISAH
Pada Metode ini, Akuntansi Terhadap Joint Venture di selenggarakan Oleh masing-masing Sekutu (Partner). Akuntansinya dapat dibagi 2, yaitu diselenggarakan oleh :

1. Managing Partner (Sekutu Manajer)
2. Non-Managing Partner (Sekutu Biasa)

a. Managing Partner
Pada dasarnnya managing partner akan menyelenggarakan Rekening secara Lengkap, Rek2. Aktiva, Utang, Modal, Pendapatan dan Biaya.
Rekening Modal Biasanya diganti dengan Rek, Sekutu ybs., misalnya Rek. Modal C -----à Rek. C.
Dengan demikian Rek.2., Yang diselenggarakan Managing Partner yaitu:
Aktiva-Joint Venture, Utang-Joint Venture, rekening Sekutu, rekening Joint Venture.
v Rekening Aktiva-Joint Venture.
Rekening ini akan di Debet Kalau +, dan kredit Kalau Berkurang (-), antara lain :
Kas-Joint Venture
Piutang Wesel-Joint Venture
Piutang Dagang-Joint Venture
v Rekening Utang-Joint Venture.
Rekening ini akan di Debet Kalau -, dan kredit Kalau Bertambah (+)
v Rekening sekutu
Masing-masing partner hanya akan menyelenggarakan rekening Sekutu untuk partner yang lain, jadi tidak akan menyelenggarakan rekening untuk diri sendiri. Jadi Managing Partner hanya akan menyelenggarakan Rekening Sekutu Untuk Managing Partner.
v Rekening joint venture
Rekening ini merupakan gabungan dari Rek. Pendapatan dan Biaya. Jadi saldo Rek. Ini akan menunjukkan Laba Rugi.
b. Non-Managing Partner
Non Managing Partner hanya menyelenggarakan 2 Macam Rekening, yaitu:
1. Rekening Joint Venture
2. Rekening Sekutu
Read more >>

Rabu, 01 Februari 2012

TEORI BEHAVIORISME DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN

BAB I
PENDAHULUAN

Manusia sebagai mahluk Allah SWT adalah mahluk yang amat berbahagia. Itu dikarenakan Allah SWT menganugerahkan segudang kelebihan yang tidak ada dalam dalam mahluk lainnya. Jika manusia mempunyai jenis kelamin, maka malaikat Jibril-misalnya, sang penyampai wahyu kepada Nabi tidak mempunyai jenis kelamin. Manusia dapat menciptakan tekhnologi yang baru dari waktu ke waktu, maka yang dapat dilakukan burung hanya bisa membuat sarang yang sama dari jaman nenek moyangnya hingga esok kiamat. Seekor serigala dapat bebas memakan binatang lain dalam rangka mengisi perutnya, berbeda manusia yang harus bekerja dan berusaha untuk memperoleh makanan, walaupun disisi lain ada yang sama sifatnya dengan serigala. Tuhan yang telah menciptakan kita adalah sangat Maha Pengasih, dan Maha Penyayang karena menciptakan manusia sebagai mahluk yang berbeda dengan mahluk lain yang telah diciptakan-Nya. Itulah nilai-nilai kemanusiaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita.

Pendidikan merupakan elemen penting dalam bagian diri mahluk yang bernama manusia tersebut. Itu dikarenakan pendidikan dapat membantu masyarakat mencapai dalam keadaan yang positif. Keadaan yang positif adalah dimana masyarakat dapat menjelaskan segala sesuatu dengan penjelasan-penjelasan yang ilmiah dan rasional. Selain itu juga pendidikan berfungsi menyadarkan keadaan dimana ia sekarang. Masyarakat modern kala ini dengan segala kebutuhan yang ada sangat membutuhkan pendidikan dalam rangka menciptakan tenaga yang terampil dalam bidangnya, dan pendidikan berperan penting didalamnya. Itulah pendidikan bagi manusia-mahluk Allah SWT, yang mempunyai perbedaan dengan mahluk Allah SWT lainnya.
Dalam elemen pendidikan, tersebutlah istilah-istilah antara lain peserta didik, pendidik, pendekatan pembelajaran, lembaga pendidikan, milleu, media pembelajaran, kurikulum dan masih banyak istilah pendidikan lainnya. Istilah tersebut diatas merupakan bagian penting dari pendidikan, tentunya dengan bagian dan cabangnya. Peserta didik adalah subjek utama dari pendidikan yang kelak akan membangun masyarakat kita. Dan pendidik serta lembaga pendidikan mempunyai kurikulum dan media pembelajaran dalam rangka mencapai peserta didik yang dapat membangun masyarakat sejahtera, dan sentosa serta diridhoi Allah SWT. Dengan nilai-nilai kemanusiaan itulah yang berperan penting dalam membangun masyarakat tersebut.
Telah dijelaskan diatas bahwasannya istilah pendidikan mempunyai banyak ragam dan macamnya. Dari banyak macam dan ragam tersebut, ada sebagian yang sangat menjunjung tinggi harkat kemanusiaan itu sendiri. Pada kali ini istilah yang bisa dikatakan berpengaruh dalam pembelajaran dan hasilnya demi terwujudnya masyarakat yang positif. Pendekatan pembelajaran Behaviorisme adalah salah satunya. Pada pembahasan makalah ini akan dikupas mengenai hal itu.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar Behaviorisme ini adalah Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Dan menganggap bahwa manusia adalah mahluk pasif yang dikuasai oleh situasi. Dari teori ini yang paling ditekankan adalah mengenai respon dan stimulus. Jika dalam sebuah pembelajaran di kelas, maka seorang pendidik memberikan sebuah stimulus berupa nilai-nilai dari apa yang akan disampaikan. Setelah pendidik memberikan stimulus kepada peserta didik, maka yang akan terjadi adalah respon dari peserta didik tersebut. Dengan proses tersebut dapat terlihat hasil yang didapatkan melalui perilaku pada diri peserta didik yang tampak oleh pendidik.
Misalnya jika kita memberikan stimulus sebuah gambar yang berwarna merah itu wortel, tomat, dan cabe. Jika peserta didik pasif, maka yang terjadi hanya stimulus dan respon berjalan satu kali. Berbeda halnya dengan peserta didik yang aktif, stimulus tersebut diteruskan dengan mengajukan pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan warna merah tersebut ataupun mengenai buah-buahan lainnya.
Maupun ciri-ciri yang ada dalam teori ini adalah :
1. Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil
2. Bersifat mekanistis
3. Menekankan peranan lingkungan
4. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
5. Menekankan pentingnya latihan.

B. Thorndike, tokoh pertama dari teori behavioristik
Salah satu tokoh yang terkenal dari teori ini adalah Thorndike (1874 – 1949). Thorndike melakukan penelitian terhadap binatang berlaku pula pada manusia yang disebut trial and error. Dengan adanya interaksi dalam teori ini adalah stimulus dan respon maka disebut dengan connectionism.
Thorndike juga mengemukakan ada tiga prinsip atau hukum dalam belajar yaitu :
1. Law of readiness, belajar akan berhasil apabila individu tersebut mempunyai kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut.
2. Law of exercise, belajar akan berhasil jika pelajaran itu dilakukan secara berulang dengan latihan-latihan
3. Law of effect, belajar akan bersemangat jika hadiah atau hasil yang akan didapat itu mendapat keuntungan atau mempunyai daya manfaat bagi peserta didik.
Selain itu juga Thorndike memandang bahwa yang menjadi dasar terjadinya belajar adalah adanya asosiasi antara kesan panca indera (sense of impression) dengan dorongan yang muncul untuk bertindak (impuls to action). Ini artinya, toeri behaviorisme yang lebih dikenal dengan nama contemporary behaviorist ini memandang bahwa belajar akan terjadi pada diri anak, jika anak mempunyai ketertarikan terhadap masalah yang dihadapi. Siswa dalam konteks ini dihadapkan pada sikap untuk dapat memilih respons yang tepat dari berbagai respons yang mungin bisa dilakukan. Toeri ini menggambarkan bahwa tingkah laku siswa dikontrol oleh kemungkinan mendapat hadiah external atau reinforcement yang ada hubungannya antara respons tingkah laku dengan pengaruh hadiah.
Bagi guru yang setuju dengan teori behaviorisme ini mengasumsikan bahwa tingkah laku siswa pada hakikatnya merupakan suatu respons terhadap lingkungan yang lalu dan sekarang, dan semua tingkah laku yang dipelajari. Mencermati asumsi ini, apa sebenarnya tugas utama guru? Yakni, bagaimana guru mampu menciptakan lingkungan belajar (lingkungan kelas atau sekolah) pada diri siswa yang dapat memungkinkan terjadinya penguatan (reinforcement) bagi siswa. Lingkungan yang dimaksud di sini bisa berupa benda, orang atau situasi tertentu yang semuanya dapat berdampak pada munculnya tingkah laku anak yang dimaksud. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :







Mencermati paparan gambar di atas, dapat dipahami bahwa siswa yang memiliki perangai suka mengganggu (Jawa : usil) terhadap temannya pada setiap waktu (dan teman tersebut juga bersikap kooperatif mau menanggapi obrolan dia, sehingga lingkungan bersifat kondusif atau memberikan penguatan), maka kondisi semacam ini menjadikan siswa tersebut memiliki sikap untuk senantiasa berperilaku sebagai pengacau. Sebaliknya, pada contoh B, karena lingkungan tidak memberikan penguatan (reinforcement) terhadap sikap atau tingkah laku siswa (sehingga dia bersikap suka), kondisi semacam ini menjadikan siswa berperilaku sebagai seorang pendiam. Sedangkan pada contoh C, siswa yang berada dalam lingkungan berupa ketersediaan sumber belajar (berupa buku, majalah, komputer dan sejenisnya, sehingga hal ini memberikan penguatan pada diri siswa), maka hal ini menjadikan siswa paham, mengerti dan terampil dalam menggunakan sumber belajar terebut).
Dalam konteks ini bahwa ada 3 keadaan yang mungkin terjadi :
1. Jika suatu unit konduksi sudah siap untuk berkonduksi, maka konduksi dengan unit tersebut akan membawa kepuasan.
2. Jika suatu unit konduksi sudah siap untuk berkonduksi, tetapi tidak berkonduksi, maka akan menimbulkan ketidakpuasan.
3. Jika suatu unit konduksi yang tidak siap berkonduksi dipaksakan untuk berkonduksi, maka konduksi itu akan menimbulkan ketidakpuasan.
Proses belajar pada diri siswa akan terjadi jika si anak berada dalam kondisi siap untuk belajar (berinteraksi dengan lingkungan). Di antara indikator anak dalam kondisi siap belajar adalah :
1. Anak dapat mengerti dan memahami orang lain (guru, teman, dan orang lain yang ada di sekolah). Dalam kondisi seperti ini, anak tidak akan merasa asing, atau tidak punya teman untuk meminta tolong, sebagaimana jika dia berada di rumah dekat dengan orang tuanya.
2. Anak berani mengutarakan apa yang ada dalam benak pikiran atau keinginannya (karena ada orang yang akan melindungi dan melayaninya, misalnya mau kencing ke belakang, tidak punya alat tulis, bukunya ketinggalan, dan sejenisnya)
3. Anak dapat memahami dan mampu melakukan apa yang diperintahkan atau diajarkan oleh gurunya.
Hukum latihan ini mengandung 2 macam hukum, yaitu 1) low of use, yaitu hubungan akan menjadi bertambah kuat jika ada latihan, dan 2) low of disuse, yaitu hubungan akan menjadi melemah atau terlupakan kalau latihan dihentikan. Hukum ini mengandung makna bahwa proses belajar pada diri anak (terampil jika diminta mempraktikkan, dapat menjelaskan ketika ditanya, karena si anak sering berlatih uji keterampilan atau senantiasa membaca), akan berhasil atau tidak berhasil sangat ditentukan oleh seberapa banyak dan efektif latihan yang diterima.
Semakin sering dan banyak siswa melakukan latihan, akhirnya dia akan terampil melakukannya. Semakin sering siswa membaca atau mengulangi materi yang dipelajari, maka anak akan menjadi semakin tahu dan paham. Sedangkan hukum hasil ini mengisyaratkan bahwa makin kuat dan atau makin lemahnya suatu hubungan sebagai akibat dari hasil respons yang dilakukan. Ini artinya hadiah yang diterima anak atau prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih, akan berakibat diulanginya atau dilanjutkannya respons atau perbuatan dimaksud. Sebabnya, adalah karena apa yang ia lakukan dipahami sehingga akan dapat membawa hadiah atau membawa keberhasilan.

C. Teori Behavioristik, bagian dari penjunjungan harkat manusia
Dari pengertian diatas bahwasannya teori behavioristik menekankan pada stimulus dan respon yang dibantu dengan indera yang dimilikinya. Bila seorang pendidik mempunyai perasaan yang dapat dikatakan bermoral terhadap proses pendidikan, maka kegiatan pembelajaran akan berlangsung dengan lancar dan memenuhi tujuan pendidikan itu sendiri. Namun dalam proses pendidikan di sekolah, yang menjadi faktor terpenting bukan hanya sekedar seorang guru melainkan seorang murid juga mempunyai peran yang sama dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Sebagai contoh, seorang guru memberikan stimulus kepada murid untuk menulis arab dari huruf alif hingga ya, dan murid pun merespon dengan baik lalu mematuhinya. Jika seorang murid yang kreatif, maka akan bertanya huruf arab itu asalnya seperti apa dan dari mana maka seorang guru hendaknya memberikan pengarahan dengan jalan memberikan stimulus berkelanjutan dari stimulus pertama-menulis huruf hijaiyah, hingga proses yang dilalui sesuai dengan yang direncanakan.
Itulah proses pembelajaran yang diharapkan bisa diterapkan di Indonesia. Sehingga pendidikan dapat mengantarkan manusia untuk mengenal dan mengembangkan potensinya, bukankah pendidikan pula yang dapat mengangkat manusia menjadi insan yang bermartabat , beriman, peka terhadap permasalahan sosial dan menjunjung nilai-nilai moral.

BAB III
PENUTUP

Dalam pergaulan masyarakat dewasa ini pendidikan menjadi hal yang terpenting, entah itu untuk pembagiaan kerja maupun membentuk masyarakat yang positif. Namun untuk mencapainya kita harus mempunyai formulasi dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah dengan mengembangkan teori-teori yang ada dan dikontekskan dengan masa sekarang. Dan teori tersebut adalah teori belajar yang dikembangkan oleh Thorndike. Teori yang menekankan pada fungsi indera yang berada dalam diri manusia itu sendiri. Indera ini diberi stimulus lalu direspon oleh peserta didik.
Dalam hubungannya dengan nilai-nilai kemanusiaan, teori behavioristik ini menekankan pentingnya stimulus dan respon. Jika peserta didik mempunyai penalaran yang cukup, maka yang terjadi adalah stimulus berkelanjutan yang bisa dikatakan menjadi proses pendidikan sebenarnya. Dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan tersebut, seorang murid dapat dikatakan seorang manusia yang bukan hanya memiliki indera saja melainkan tetapi juga otak, akal, dan perasaan yang tentu saja dapat mengembangkan pendidikan. Sedang tujuan pendidikan adalah bagian dari tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Daftar Pustaka

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Problematikan Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik diakses pada 24 Desember 2010
http://www.ump.ac.id/jurnal/khazanah%20pendidikan/vol1mar2009.pdf diakses pada 20 Desember 2010
http://kismis.fileave.com/KISMIS3.pdf diakses pada 4 Desember 2010
Read more >>