PENGARUH RESIDUAL INCOME TERHADAP RETURN YANG DITERIMA
OLEH PEMEGANG SAHAM
Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa residual income tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham.
Lebih buruk dari EVA, lebih banyak perusahaan yang memiliki residual income
yang negatif dibandingkan dengan EVA. Selama periode penelitian, dalam
masing-masing tahunnya, hanya sebanyak 7-12 perusahaan yang memiliki
residual income yang positif. Dilihat dari sisi perusahaan, hanya ada 5
perusahaan yang secara konsisten membukukan residual income positif setiap
tahunnya, yaitu PT Multi Bintang Indonesia, PT Sari Husada, PT Kalbe Farma,
PT Merck Indonesia dan PT Unilever Indonesia. Hasil perhitungan menunjukkan
residual income bahkan memiliki pengaruh negatif. Untuk menghitung residual
income, digunakan NOPAT yang kemudian dikurangi dengan capital charge.
NOPAT ini diperoleh dari laporan laba rugi, yaitu laba usaha yang dihitung
setelah pajak penghasilan. Berbeda dengan perhitungan EVA, NOPAT maupun
capital charges di sini tidak disesuaikan dengan penyesuaian akuntansi tertentu.
Pada banyak perusahaan, tidak dilakukannya penyesuaian akuntansi ternyata
bisa menyebabkan distorsi pada capital charge dan NOPAT, diantaranya nilai
invested capital yang cenderung overstated. Keadaan ini kemudian mengakibatkan
angka residual income yang lebih rendah dari EVA atau bahkan residual
income yang negatif sementara EVA positif. Hal ini seringkali menyebabkan
situasi yang kontradiktif, dengan residual income negatif perusahaan bisa
membagi dividen maupun mengalami kenaikan harga saham.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar