Selasa, 03 Mei 2011
Runtuhnya Trading Floor sebagai Simbol Transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Runtuhnya Trading Floor sebagai Simbol Transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Simbol transaksi pasar modal domestik berupa trading floor tinggal kenangan. Sejarah panjang yang mewarnai perjalanan tempat transaksi para pialang itu dirubuhkan. Penghapusan dilakukan karena tidak sesuai semangat zaman. Investor pun tidak sepenuhnya menggunakan trading floor sebagai venue transaksi.
Aktivitas perdagangan di lantai bursa efek indonesia (BEI) berjalan dengan normal. Sejumlah pialang tampak sibuk melayani opsi beli dan jual dari para nasabahnya. suara telepon dan mesin ketik antar pialang saling bersahutan menjadi menu aktivitas harian para broker. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Karenanya, mereka tetap konsentrasi di depan layar monitor.
Gambaran sekelumit di atas terjadi pada pertengahan tahun lalu, tepatnya 30 Agustus 2010. Itulah hari terakhir mereka melayani transaksi dan berintraksi dengan para kliennya di lantai bursa. Bagi investor atau pialang yang mungkin rindu dengan ingar bingar itu, saat ini setidaknya harus gigit jari. Anda yang ingin bernostalgia dengan ruangan berukuran tidak kurang dari 75x50 meter dan dukungan 440 seats tersebut harus dipendam dalam-dalam. Termasuk keinginan untuk melihat dua papan elektronik yang menyajikan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) juga sudah tidak lagi tersedia.
Trading floor sebagai simbol transaksi itu tercatat sejak 31 Agustus 2010 silam resmi dihapus. Pada hari terakhir itu, para pelaku pasar dengan membawa spanduk bertuliskan "Goodbye Trading Floor" memenuhi lantai perdagangan dengan sejuta kenangan itu. Wajah mereka meski menyunggingkan senyum simpul jelas menyimpan sedikit kegalauan. Itu terlihat dari tatapan mereka yang melemparkan aura keengganannya untuk melepas dan merelakan tempat bersejarah itu ditiadakan. Sebagai kenangan terakhir, insan pasar modal kala itu tidak menyia-nyiakan peluang untuk mengabadikan gambar dan foto dengan berfose bersama.
Memang tidak banyak pialang yang memanfaatkan fasilitas meja sebagai media tranksaksi. Dari sekitar 440 seats yang tersedia pada trading floor itu, paling banter yang terisi sekitar seperempatnya. Selebihnya, kursi-kursi yang dipersenjatai dengan komputer kuno itu mangkrak. Inilah salah satu dampak diaplikasikannya remote trading pada 2002. Dimana perusahaan efek tidak lagi menempatkan para trader mereka unutk nyanggong di ruangan legendaris itu. Sebagai gantinya, perwakilan pialang tinggal berselancar dan ongkang-ongkangan di kantor masing-masing. Ya, dengan jaringan internet terhubung ke sistem yang disediakan otoritas market, pelaku pasar sudah tidak perlu lagi menampakkan batang hidungnya di lantai bursa.
Dari pantauan terkini, trading floor yang terletak di lantai dasar diapit menara kembar sedang dipugar. Merujuk list pemugaran dimulai pada oktober lalu. Dan, hingga kini proses renovasi masih berlangsung. Pembongkaran pada sejumlah properti yang memenuhi lantai dasar terus dilakukan. Beberapa pekerja dengan penuh passion bahu-membahu melanjutkan bagian-bagian untuk disesuaikan dengan skema awal.
Referensi:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
artikel yang menarik, kami juga punya artikel tentang 'Bursa Efek Indonesia' silahkan buka link ini
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1231/1/10207592.pdf
semoga bermanfaat ya